Rabu, 19 November 2008

home care

TUJUAN HOME CARE DI MASYARAKAT 
Smith (1995), mengidentifikasi pelayanan keperawatan di rumah ( HC) memiliki lima tujuan dasar, yaitu :
1. Meningkatkan “support system” yang adekuat dan efektif serta mendorong digunakannya pelayanan kesehatan.
2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan.
3. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang normal dari seluruh anggota keluarga dan keluarga serta memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang peningkatan kesehatan dan pencegahan.
4. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatananantar keluarga 
5. Meningkatkan kesehatan lingkungan.

INDIKASI
Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di RS adalah :
• Klien dengan COPD
• Klien dengan penyakit gagal jantung
• Klien dengan gangguan oksigensi
• Klien dengan mengalami perlukaan kronis
• Klien dengan diabetes
• Klien dengan gangguan fungsi perkemihan
• Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan ( rehabilitasi)
• Klien dengan terapi cairan infus di rumah
• Klien dengan gangguan fungsi persyarafan
• Klien dengan AIDS
 Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :
• Klien dengan post partum 
• Klien dengan gangguan kesehatan mental 
• Klien dengan kondisi Usia Lanjut
• Klien dengan kondisi terminal ( Hospice and Palliative care)


KONSEP YANG MENDASARI
Pengertian, dan perkembangan HC
 Home Care (HC) merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D & Eric B.L.,1993). Sedangkan menurut Rice, (2001) Home Care sendiri dapat diartikan sebagai ilmu dan seni yang berupaya memberikan layanan kesehatan dan perawatan bermutu yang dilakukan di rumah klien dan pada area di komunitas. Pengertian lain Home Care atau Home Health Nursing adalah interaksi yang dilakukan perawat di tempat tinggal keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan keluarga dan anggotanya.
 Bila dilihat dari perspektif sejarahnya maka kegiatan home care merupakan pelayanan yang dilakukan oleh para perawat dimana mereka melakukan kunjungan rumah bagi masyarakat miskin yang menderita sakit dan tidak di bawa ke rumah sakit. Hal ini telah dimulai di Amerika Serikat sekitar tahun 1796 di Boston dan pada tahun 1885 di New York telah ada semacam agen home care, yang akhirnya pada tahun 1886 di bentuk organisasi perawat kunjungan rumah atau Visiting Nurse Association (VNAs) dimana organisasi ini sejak tahun 1909 telah bergabung dengan lembaga asuransi dengan memperkejakan 1416 orang tenaga perawat kunjungan rumah. Sedangkan pemerintah USA memperkejakan sebanyak 12.000 perawat terlatih untuk memberikan asuhan keperawatan di rumah pada keluarga miskin melalui kegiatan Public Health Nurse/Community Health Nursing.
 Di Inggris, Home Care berkembang sejak di kenalkan Florence Nigthtingale (1820-1910) dan pada pertengahan abad 19 berkembanglah konsep district nursing yang diawali oleh para biarawati yang merawat orang-orang miskin di rumah. Peran district nurse terus berkembang mulai dari merawat orang sakit dan merawat orang dengan sakaratul maut di rumah, sampai mengajarkan keterampilan keperawatan dasar agar keluarga bisa mandiri.
 Perkembangan home care di Indonesia tidak banyak dicatat, namun sebenarnya telah ada sejak dikenalkan konsep Puskesmas sekitar tahun 70-an, dimana Public Health Nursing (PHN) saat itu dijadikan kegiatan pokok Puskesmas yang wajib dilaksanakan di setiap Puskesmas. Namun karena saat itu tenaga perawat di Indonesia masih belum memadai maka perkembangan kegiatan Home Care melalui program PHN menjadi tidak optimal. Pada saat ini seiring dengan pesatnya perkembangan pendidikan tinggi keperawatan dan perkembangan legislasi praktek keperawatan melalui dikeluarkannya SK Menkes No 1239 Thn 2002 tentang registrasi dan praktik keperawatan, maka kegiatan home care ke depan akan mengalami perkembangan yang pesat, apalagi banyak institusi rumah sakit yang mulai menyadari peluang kedepan tentang kegiatan hospital home care ini.

Tujuan program HC
 Smith (1995), mengidentifikasi pelayanan keperawatan di rumah ( HC) memiliki lima tujuan dasar, yaitu :
1. Meningkatkan “support system” yang adekuat dan efektif serta mendorong digunakannya pelayanan kesehatan.
2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan.
3. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang normal dari seluruh anggota keluarga dan keluarga serta memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang peningkatan kesehatan dan pencegahan.
4. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatananantar keluarga 
5. Meningkatkan kesehatan lingkungan.
Kelima tujuan dasar dari pelayanan keperawatan di rumah pada hakekatnya bertujuan untuk membantu keluarga menyelesaikan masalahnya, yang oleh Simmons (1980), dikatagorikan menjadi ;
1. Sikap hidup dan sumber-sumber pelayanan kesehatan
2. Penyimpangan status kesehatan
3. Pola dan pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan
4. Dinamika dan struktur keluarga. 
Disamping hal tersebut, menurut Suharyati, (2004) program ini juga mempunyai dampak yang menguntungkan baik bagi klien dan keluarganya maupun bagi tenaga yang terlibat dalam pelayanan home care. Bagi klien dan keluarganya dapat membantu secara efisien dalam mengurangi beban biaya rawat inap di rumah sakit yang makin mahal, disamping pula meningkatkan kemandirian keluarga dalam perawatan klien di rumah. Sedangkan bagi para petugas yang terlibat terutama dalam pelayanan langsung di rumah klien program ini dapat memberikan variasi lingkungan kerja dan mampu menambah penghasilan bagi para perawat yang bekerja di rumah sakit.


Jenis kasus yang dilayani HC 
 Rice. R, (2001) mengidentifikasi jenis kasus yang dapat dilayani pada program home care yang meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus klinik dan yang biasa dijumpai di komunitas.
 Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di RS adalah :
• Klien dengan COPD
• Klien dengan penyakit gagal jantung
• Klien dengan gangguan oksigensi
• Klien dengan mengalami perlukaan kronis
• Klien dengan diabetes
• Klien dengan gangguan fungsi perkemihan
• Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan ( rehabilitasi)
• Klien dengan terapi cairan infus di rumah
• Klien dengan gangguan fungsi persyarafan
• Klien dengan AIDS
 Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :
• Klien dengan post partum 
• Klien dengan gangguan kesehatan mental 
• Klien dengan kondisi Usia Lanjut
• Klien dengan kondisi terminal ( Hospice and Palliative care)
(Rice R , 2001.,Allender &Spradley, 2001)

Provider dan peran perawat dalam program HC
 Dalam memberikan pelayanan kepada klien, program HC melibatkan berbagai multidisiplin baik tenaga medis, perawat, ahli gizi, fisioterapi, sosial worker dll, yang merupakan tenaga yang langsung berhubungan dengan pemberian pelayanan kepada klien, sedangkan yang lainnya adalah tenaga administratur program HC. 
Dari semua jenis tenaga tersebut maka tenaga keperawatan merupakan tenaga utama dalam memberikan pelayanan keperawatan di rumah. Menurut Triebsch &Brueckner dalam Lerman and Linne,(1993); Rice R ,(2001)., Allender &Spradley, (2001) posisi perawat dalam home care merupakan tenaga utama yang memberikan pelayanan pada klien di rumah, oleh karena itu perawat dapat berfungsi sebagai koordinator dalam pelayanan dan memerankan diri sebagai case manager, dan harus terlibat sejak rencana klien pulang (discharge planning).
Sebagai koordinator perawat harus mempunyai pengetahuan tentang pelayanan home care (termasuk kriteria klien), keterampilan komunikasi dan sensitif terhadap kebutuhan klien termasuk kebutuhan rencana klien pulang dari perawatan di RS. Disamping itu perawat juga harus mampu menguasai keterampilam kerja tim, organisasi serta kemampuan membaca peluang dan pemasaran produk HC. 
Perawat Home Care bekerja dengan berbagai macam klien yaitu klien-klien lansia dengan penyakit kronis, ibu dengan bayi baru lahir, klien-klien terminal, dan lain-lain. Fokus utama dalam pelayanan keperawatan Home Care adalah untuk memandirikan klien dan keluarga, meningkatkan status kesehatan klien dan keluarga dengan berperan sebagai pendidik, advokat bagi klien, sebagai manajer kasus, serta memberikan spirit pada klien dan keluarganya.
Sedangkan untuk menunjang dan mengaplikasikan peran tersebut diperlukan ketrampilan adalah:
• Keterampilan dalam mengkaji dan mengevaluasi 
• Keterampilan dalam komunikasi yang efektif
• Keterampilan dalam pengambilan keputusan
• Keterampilan dalam pendokumentasian yang efektif
• Berfikir kreatif/fleksibel dan kritis
• Pengembangan diri


 Strategi Pengelolaan HHC (Hospital-based Home Care)
 Untuk mengelola program Hospital-based Home Care dengan sukses diperlukan komitmen semua pihak baik pengelola agensi home care, rumah sakit maupun para pemberi pelayanan. Komitmen ini sangat diperlukan mengingat banyaknya hambatan dalam pengelolaan HHC ini, terutama para pengelola harus memiliki jiwa kewirausahaan yang benar-benar tinggi.
 Menurut Ficks. W.J (1993) ada beberapa kendala/hambatan dalam mencapai sukses dalam pengelolaan HHC, yaitu dilihat dari aspek internal dan eksternal. Hambatan dari faktor internal terdiri dari product life cycle, wage and benefits, administrivia, dan hospital large-scale mind-set. Sedangkan hambatan eksternal menyangkut sistem pembayaran yang tidak lancar, meliputi reimbusment changes, prospective payment dan case management yang tidak hati-hati.
  Untuk menanggulangi hambatan faktor internal dan eksternal HHC tersebut maka strategi pengelolaan HHC menurut Lerman and Linne,(1993) diarahkan kepada :
1. Menetapkan strategi MIA ( Mission, Innovation, and Autonomy) untuk mengatasi hambatan internal
M =Mission
Antara agen/unit home care dan rumah sakit harus saling bersinergi dan mempunyai kesamaan pandangan dalam hal :
• Meningkatkan kunjungan klien, dimana bersama-sama berusaha secara aktif dan proaktif, sehingga akan mampu meningkatkan kepuasan pelanggan dalam pelayanan program HHC sehingga akan berdampak pada peningkatan kunjungan ke rumah sakit (klien rawat jalan)
• Penghematan biaya; HHC didesain untuk memaksimalkan penghematan biaya rumah sakit dengan menurunkan Lenght of stay (LOS). Penghematan biaya ini menggunakan rumus sbb:
Penghematan
Biaya RS melalui =
penurunan LOS 
Rata-rata LOS - 
LOS RS Aktual x Biaya-biaya lain RS per klien perhari

I =Innovation
Agensi/unit Hospital-Based Home Care harus dapat mendorong menciptakan inovasi-inovasi terbaru berkaitan dengan pemasaran dan pelayanan. Dalam konteks ini Rumah Sakit harus mendukung kegiatan HHC tersebut dengan memberikan reward yang positif dan memadai. Ada dua prinsip yang harus dipegang untuk mengembangkan hal tersebut adalah :
• Jika RS memiliki program ionovasi yang dapat diimplementasikan tanpa mengganggu operasional HHC, maka sebaiknya unit HHC mengadaptasi program RS tersebut
• Dan sebaliknya jika agensi/unit HHC memiliki proses dan sistem inovasi sendiri dan tidak mengganggu sistem RS, maka RS sebaiknya mengadaptasi sistem HHC tersebut.

A = Autonomy
Karena dalam mengembangkan program HHC mengandung unsur bisnis (profit oriented), maka sebaiknya pengelola HHC diberi otonomi dalam mengembangkan tehnik-tehnik euntrepreneurship (kewirausahaan), oleh karena itu sebaiknya yang menjadi administratur HHC adalah seorang euntrepreneur. Dengan demikian akan mampu mengingkatkan penampilan HHC yang profesional.

2. Untuk mengatasi hambatan eksternal, direkomendarisakan 4 hal yang perlu diperhatikan :
• Administrator harus memastikan semua informasi yang dibutuhkan oleh staff dan tersedia dengan lengkap, meliputi akunting, laporan pelayanan,dan monitor produktifitas pelayanan.
• Untuk meningkatkan efisiensi operasional HHC, maka pengelola HHC harus mampu mengembangkn sistem pembiayaan yang efektif dan efisien (dihitung berdasarkan unit cost/kunjungan)
• Program HHC harus mampu menciptakan sistem referal (rujukan) sebagai upaya mengembangkan net-working yang mendukung peningkatan kunjungan ke HHC.
• Kunci sukses yang paling penting adalah menciptakan service/pelayanan yang berorientasi pada customers/pelanggan. Oleh karena orientasi kalkulasi bisnis harus berubah dari :

Keuntungan (profit) = Revenue – Biaya (cost)
  Menjadi ..
Long term profit (dari cutomer yang puas) - Biaya =Profit plus
 
 Akhirnya faktor kunci sukses strategi pengelolaan dan pemasaran HHC menurut Lerman, (1993) yang paling tepat adalah dengan mengutamakan customer yaitu selain ongkos yang terjangkau dan memadai, perawatan yang berfokus pada klien, dan kepatuhan klien untuk kontrol yang teratur juga seperti di bawah ini:
• Aspek Pelayanan
- Keberhasilan pemberi pelayanan (provideer) yang selalu memegang nilai-nilai, misi dan etika RS untukk menjamin bahwa program Home Care dapat meningkatkan reputasi RS di masyarakat.
- Provider memberdayakan karyawannya untuk mengembangkan dan meningkatkan lingkup dan kualitas pelayanan.
- Provider memiliki komitmen terhadap pelayanan konsumen yang terbaik.
• Manajemen dan perencanaan strategi
- Administrator Home Care yang berhasil selalu mengembangkan rencana strategi yang memberi arah terhadap pelayanan
- Administrator dapat mengatasi hambatan organisasi RS guna keberhasilan program
- Administrator membangun koalisi internal RS dengan penyandang dana, manajer, dokter, staf klinik dan koordinator pemulangan klien untuk memasukkan Home Care sebagai komponen kunci dan tim yang penting di dalam sistem pelayanan RS yang terintegrasi
- Administrator selalu mengikuti teknologi dan inovasi, mencari target pasar yang baru, melayani berbagai jenis klien baru, mengubah pola praktek profesional jika kondisi klinik memungkinkan
- Administrator menggunakan data bisnisdan marketing untuk tujuan manajemen strategi
- Administrator menganalisa hasil provider lain dalam pasar, memeriksa siklus kehidupan hasil Home Care, mengidentifikasi kesenjangan di dalam pelayanan dan melaksanakan program baru
- Administrator berkolaboratif dan menekankan kemitraan dan hubungan kerjasama dengan provider lain jika diperlukan
• Manajemen Operasional
- Manajer Home Care yang berhasil memandang agen pelayanan Home Care dengan pemikiran Home Care dan bukan pemikiran RS tradisional
- Manajer Home Care siap untuk berubah dan mengenali bahwa tidak ada satu rahasia untuk sukses, fleksibilitas adalah kuncinya dan perubahan dalam arah harus dilakukan pada jalan menuju sukses
- Manajer Home Care mengevaluasi kembali hasil dan pelayanan yang ditawarkan dan merestrukturisasi kegiatan operasional jika diperlukan untuk mencapai tujuan RS
- Manajer Home Care mengimplementasi pemanfaatan dan sistem manajemen biaya dengan baik dalam persiapan kontrak perawatan dan kemungkinan sistem pembayaran Home Care secara prospektif
- Manajer Home Care melacak keakuratan klien dan mengidentifikasi total cost dan unit cost untuk setiap hasil dan pelayanan yang diberikan
- Manajer Home Care mengembangkan produktivitas dan sistem monitoring manajemen mutu yang kuat
- Manajer Home Care menyewa orang dengan bakat terbaik dan memberikan insentif yang sesuai dengan penampilan yang dilakukan
- Manajer Home Care secara efisien rencana pemulangan klien dan melakukan proses koordinasi
- Manajer Home Care mengimplementasikan manajemen sistem informasi yang canggih untuk meningkatkan manajemen operasional dan pengambilan keputusan dalam manajemen strategi secara klinis dan fiskal
- Manajer Home Care mengatur berbagai pelayanan dan hasil tanpa mengikuti pola pemikiran penggantian biaya (reimbursement) medicare
- Manajer Home Care mengimplementasikan kebijakan personil yang fleksibel untuk tujuan rekruitmen dan retensi
- Manajer Home Care menghilangkan program yang tidak berhasil, mengurangi kerugian dan terus maju ke depan dengan kesempatan baru
• Marketing/pembuatan kontrak
- Administrator Home Care yang berhasil secara afgresif memasarkan pelayanannya baik secara internal maupun eksternal untuk membangun dan mengembangkan dasar rujukan
- Administrator Home Care mengumpulkan dan mengemas pelayanan RS dan Home Care secara komprehensif dan terintegrasi bagi perusahaan asuransi swasta dan pemerintah untuk meningkatkan volume bisnis pada tingkat yang diharapkan
- Administrator Home Care memperkecil konsumen yang tergantuung pada pembayaran Medicare dan memperluas secara agresif ke dalam pasar asuransi swasta, manajemen kasus, self-pay (konsumen yang membayar sendiri)
Langkah-lngkah/prosedure Home Care.
 Untuk melaksanakan Home Care dengan baik maka perlu melihat hubungan perawat dengan klien/keluarga. Ada beberapa fase dalam melaksanakan pelayanan keperawatan di keluarga/rumah :
1. Fase Pre inisiasi/persiapan.
Pada fase pertama, perawat mendapat data tentang keluarga yang akan di kunjungi dari Puskesmas atau ibu kader. Perawat perlu membuat laporan pendahuluan untuk kunjungan yang dilakukan. Kontrak waktu kunjungan perlu dilakukan pada fase ini .
2. Fase Inisiasi/perkenalan.
Fase ini mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan. Selama fase ini perawat dan keluarga berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana keluarga menanggapi suatu masalah kesehatan. 
3. Fase implementasi.
Pada fase ini, perawat melakukan pengkajian dan perencanaanuntuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dimiliki oleh keluarga. Lakukan intervensi sesuai rencana,. Eksplorasi nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap kebutuhannnya. Berikan pendidikan kesehatan sesuai dengan pendidikannnya dan sediakan pula informasi tertulis.
4. Fase terminasi 
Fase ini, perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama keluarga.Menyususn rencana tindak lanjut terhadap masalah kesehatan yang sedang di tangani dan masalah kesehatan yang mungkindialami keluarga, penting dilakukan di fase terminasi.Tinggalkan nama dan alamat perawat dengan nomor telepon.
5. Fase pasca kunjungan 
Sebagai fase terakhir hendaknya perawat membuat dokumentasi legkap tentang hasil kunjungan untuk disimpan di pelayanan kesehatan, tempat perawat bertugas. 

Mekanisme Operasional Perawatan Pasien di Rumah
 Menurut Helwiyah (2004) Klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap RS maupun Puskesmas. Namun klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek keperawatan perorangan untuk memperoleh pelayanan.
 Mekanisme yang harus dilakukan adalah:
• Klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk dirawat di rumah atau tidak.
• Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka dilakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola/agensi perawatan kesehatan di rumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga akan menentukan masalahnya dan membuat perencanaan, membuat kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, peralatan dan sistem pembayaran serta jangka waktu pelayanan.
• Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan di rumah baik dari pelksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan di rumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh korrdinator kasus.
• Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatyan.

Persyaratan klien yang menerima pelayanan keperawatan di rumah
• Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi deengan pengelola.
• Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (informed consent).
• Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan di rumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Allender J.A & Spardley., 2001., Community Health Nursing., Philadelphia: Lippincott.
Helwiyah Ropi., 2004., Home Care sebagai bentuk praktik keperawatan mandiri., Bandung: Majalah Keperawatan PSIK-FKUP.
Lerman D. & Linne E.B., 1993., Hospital Home Care., USA: AAAHP Inc.
Lukman M., 2002., Penanganan Keperawatan Komunitas sebagai Mitra Kedokteran Keluarga., Bandung: Pertemuan Ilmiah Tahunan Kedokteran Keluarga FKUP.
Rice R., 2001., Home Care Nursing Practice., St. Louis: Mosby Company.
Suharyati S., 1998., Analisis Peluang Pasar Program “Hospital Home Care” di RSHS Bandung tahun 1998.,Tesis: PPS IKM UI., Jakarta.  












PANDUAN UNTUK PENGAJAR


1. Standar Kompetensi

Kode Unit :
Judul Unit : Home Care di Masyarakat
Uraian Unit :  

Elemen/Subkompetensi Kriteria Unjuk Kerja
1. Fase Pre inisiasi/persiapan 





2. Fase Inisiasi/perkenalan Perencanaan

3. Fase implementasi Pelaksanaan








4. Fase terminasi 










5. Fase pasca kunjungan 1.1. Perawat mendapat data tentang keluarga yang akan di kunjungi dari Puskesmas atau ibu kader
1.2. Membuat laporan pendahuluan untuk kunjungan yang dilakukan.
1.3. Kontrak waktu kunjungan

2.1 Perawat dan keluarga berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana keluarga menanggapi suatu masalah kesehatan. 

3.1 Melakukan pengkajian
3.2 Perencanaan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dimiliki oleh keluarga
3.3 Lakukan intervensi sesuai rencana
3.4 Eksplorasi nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap kebutuhannnya.
3.5 Berikan pendidikan kesehatan sesuai dengan pendidikannnya dan sediakan pula informasi tertulis.

4.1 Perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama keluarga.
4.2 Menyusun rencana tindak lanjut terhadap masalah kesehatan yang sedang di tangani dan masalah kesehatan yang mungkin dialami keluarga
4.3 Meninggalkan nama dan alamat perawat dengan nomor telepon.


5.1. Mencatat hasil pengkajian yang telah dilakukan
5.2 Melaporkan hasil kegiatan yang telah dilakukan dan rencana tindak lanjut kepada pihak puskesmas dan kecamatan. 
5.3 Mencatat dengan jelas, ditandatangani disertai nama jelas
5.4 Tulisan yang salah dicoret kemudian diparaf
5.5 Catatan dibuat dengan menggunakan ballpoint atau tinta.

Persyaratan/Kondisi Unjuk Kerja :
1. Komunikasi dan pendekatan pada keluarga
2. Kerja sama lintas program dan lintas sektoral
3. Melakukan upaya pemberdayaan dan peran serta aktif keluarga

Acuan Penilaian :

1. Mahasiswa mampu menjelaskan : 
a. Tahapan pengorganisasian home care di masyarakat

2. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan :
a. Pengkajian pada keluarga
b. Pendekatan pada keluarga 
c. Pelaksanaan home care di masyarakat
















2. Standar Evaluasi

MATRIKS PENILAIAN
HOME CARE DI MASYARAKAT  

(ELEMEN) SUBKOM PETENSI DOMAIN METODE PENILAIAN KET
KRITERIA UNJUK KERJA S K A O D Q LIS LAP 
1.1. X X X X  
1.2. X X X  
1.3. X X X X X 
2.1. X X X  
3.1. X X X  
3.2. X X X  
3.3. X X X  
3.4. X X X  
3.5. X X X  
4.1. X X X  
4.2. X X X  
4.3. X X X  
5.1. X X 
5.2. X X 
5.3. X X 
5.4. X X 
5.5. X X 
 
 Keterangan :
 S = skill K = kognitif A = afektif
O = observasi D = demonstrasi Q = quis Lis = lisan Lap = laporan 









FORMAT PENILAIAN
(OBSERVASI PRAKTIKUM DI MASYARAKAT)


Judul Kompetensi : Home Care di Masyarakat
Nama Kandidat :

NO. PROSEDUR SKALA KET
  0 1 2 
1. Membina trust dengan keluarga  
2. Melakukan pengkajian keluarga (data primer dan sekunder)  
3. Melakukan pengkajian  
4. Membuat perencanaan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dimiliki oleh keluarga  
5. Melakukan intervensi sesuai rencana  
6. Mengeksplorasi nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap kebutuhannnya.  
7. Memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan pendidikannnya dan sediakan pula informasi tertulis.  
8. Membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama keluarga.  
9. Menyusun rencana tindak lanjut terhadap masalah kesehatan yang sedang di tangani dan masalah kesehatan yang mungkin dialami keluarga  
10. Meninggalkan nama dan alamat perawat dengan nomor telepon  

Ket : 0 : tidak dilakukan 
1 : Dilakukan tidak sempurna
  2 : Dilakukan sempurna

  Nilai batas lulus  80%


Bandung, ………………
Peserta Ujian Evaluator


  ( ) ( )

Catatan Penilaian Keperawatan
Studi Dokumentasi


Judul Kompetensi : Home Care di Masyarakat 
Nama Kandidat :

ASPEK YANG DINILAI
 SKALA KET
 0 1 2 
1. Mencatat hasil pengkajian Mencatat semua tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan home care di keluarga.
2. Mencatat respon keluarga sasaran dengan adanya tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
3. Menandatangani catatan yang telah dibuat. 
4. Melaporkan hasil pengelolaan keperawatan komunitas di masyarakat kepada pihak terkait
5. Tulisan :
 Jelas
 Mudah dibaca
 Ditandatangani
 Terdapat nama jelas
 Tidak ada bekas menghapus

6. Diketahui oleh tokoh masyarakat setempat  


Ket : 0 : tidak dilakukan 
1 : Dilakukan tidak sempurna
  2 : Dilakukan sempurna

  Nilai batas lulus  80%

Bandung, ………………
  Peserta Ujian Evaluator



( ) ( )

Catatan Penilaian Keperawatan
Bank Question


Judul Kompetensi : Home Care di Masyarakat 
Nama Kandidat :

Pertanyaan
 Jawaban yang diharapkan Ket
1. Apa tujuan penge-lolaan home care di masyarakat ?

















2. Bagaimana langkah- langkah mengelola home care di masyarakat ?






















 Smith (1995), mengidentifikasi pelayanan keperawatan di rumah ( HC) memiliki lima tujuan dasar, yaitu :
1. Meningkatkan “support system” yang adekuat dan efektif serta mendorong digunakannya pelayanan kesehatan.
2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan.
3. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang normal dari seluruh anggota keluarga dan keluarga serta memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang peningkatan kesehatan dan pencegahan.
4. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatananantar keluarga 
5. Meningkatkan kesehatan lingkungan.

Ada beberapa fase dalam melaksanakan pelayanan keperawatan di keluarga/rumah :
1. Fase Pre inisiasi/persiapan.
Pada fase pertama, perawat mendapat data tentang keluarga yang akan di kunjungi dari Puskesmas atau ibu kader. Perawat perlu membuat laporan pendahuluan untuk kunjungan yang dilakukan. Kontrak waktu kunjungan perlu dilakukan pada fase ini .
2. Fase Inisiasi/perkenalan.
Fase ini mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan. Selama fase ini perawat dan keluarga berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana keluarga menanggapi suatu masalah kesehatan. 
3. Fase implementasi.
Pada fase ini, perawat melakukan pengkajian dan perencanaanuntuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dimiliki oleh keluarga. Lakukan intervensi sesuai rencana,. Eksplorasi nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap kebutuhannnya. Berikan pendidikan kesehatan sesuai dengan pendidikannnya dan sediakan pula informasi tertulis.
4. Fase terminasi 
Fase ini, perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama keluarga.Menyususn rencana tindak lanjut terhadap masalah kesehatan yang sedang di tangani dan masalah kesehatan yang mungkindialami keluarga, penting dilakukan di fase terminasi.Tinggalkan nama dan alamat perawat dengan nomor telepon.
5. Fase pasca kunjungan 
Sebagai fase terakhir hendaknya perawat membuat dokumentasi legkap tentang hasil kunjungan untuk disimpan di pelayanan kesehatan, tempat perawat bertugas. 

Tidak ada komentar: