Rabu, 19 November 2008

peawatan keluarga

BUKU AJAR
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Deskripsi :
Pengkajian keperawatan keluarga merupakan suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga dan lingkungannya. Pengkajian keluarga ini meliputi aspek yang berkaitan dengan data demografi dan sosiobudaya, data lingkungan keluarga, struktur dan fungsi keluarga, stres dan koping keluarga, pengkajian fisisk anggota keluarga dan harapan-harapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan. Pada akhir materi ini diharapkan peserta didik dapat mendemontrasikan kegiatan pengkajian melalui kegiatan role play di kelas.

Tujuan belajar-mengajar :
1. Peserta didik mampu memahami konsep dasar pengkajian keperawatan keluarga
2. Peserta didik mampu mengidentifikasi data umum (demografi dan sosio-kultural) keluarga
3. Peserta didik mampu mengidentifikasi data lingkungan keluarga
4. Peserta didik mampu mengidentifikasi data struktur dan fungsi keluarga
5. Peserta didik mampu mengidentifikasi data stres dan koping keluarga
6. Peserta didik mampu mengidentifikasi data pengkajian fisik anggota keluarga
7. Peserta didik mampu mendemontrasikan pengkajian keperawatan keluarga
8. Peserta didik mampu menerapkan hasil pengkajian untuk membuat diagnosa keperawatan keluarga


KONSEP DASAR PENGKAJIAN KELUARGA
Definisi Keluarga  
Dalam kehidupan sehari-hari istilah keluarga sering dikacaukan dengan istilah rumah tangga. Selain itu, secara konseptual konseptualisasi keluarga akan tergantung pada sudut pandang yang digunakan dan akan berubah sesuai dengan perubahan social yang terjadi. Kamus Webster (1993) mendefinisikan keluarga, antara lain, sebagai berikut:
1. A social unit consisting of parent and the children they rear (sebuah unit social yang terdiri dari orang tua dan anak yang mereka asuh);
2. A group of people related by ancestry or marriage (sekelompok orang yang dihubungkan oleh keturunan atau perkawinan).
Definisi in jelas masih sangat sederhana. Yang ditekankan hanya anggota, besaran unsur kumpulan orang yang membentuk kelompok: hak dan kewajiban setiap anggota dan fungsinya belum disentuh, meskipun dasar ikatan pengelompokan itu sudah dikemukakan, yakni perkawinan atau keturunan.
 Pendapat Sumardjan (1993) bahwa keluarga adalah sekelompok manusia yang Para warganya terikat dengan jalur keturunan sejalur dengan definisi di atas. Definisi formal tentang keluarga di Indonesia juga sejalan dengan definisi di atas. Peraturan pemerintah Nomor 21 than 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera mengemukakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. 
 Jelas pula, definisi ini juga belum memasukkan kecenderungan bentuk keluarga modern misalnya commuter family atau keluarga berdasarkan kontrak perkawinan. Tetapai sebagai petunjuk awal, definisi ini sudah cukup memadai untuk menelusuri konseptualisasi lain tentang keluarga.
 Burgerss dan Locke (Guhardja dkk., 1992) memasukkan ciri tambahan ke dalam konsep keluarga. Menurut mereka, anak yang diasuh tidak harus dari keturunannya sendiri, tetapi bisa juga anak angkat (adopsi). Burgess dan Locke mendefinisikan keluarga sebagai unit social terkecil yang terdiri dari individu-individu yang terikat oleh perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua -anak); dan dalam kasus keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu.
 Dengan demikian yang dimaksud dengan keluarga adalah: 1). Keluarga terdiri dari orang orang yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi; 2).Para anggotanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga; 3).Anggota kleuarga berinteraksi dan berkomunikasai satu dengan yang lain dalam peran-peran social keluarga;4). Keluarga menggunakan kultur yang sama. (Fiedman, 1998)

Pengkajian keluarga
 Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengunpulan data dari berbagai sumber data untuk mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer et al.,1996). Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien. Oleh karena itu pengkajian yang lengkap dan akurat sesuai dengan kenyataan dan kebenaran data sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan. 
 Data dasar yang komprehensif merupakan kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Sedangkan data fokus keperawatan adalah data tentang perubahan-perubahanatau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannnya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien.
 Dalam pengkajian keluarga data dasar keluarga menjadi penting untuk dikaji berdasarkan kondisi yang ditemui saat pengkajian itu dilaksanakan yang menyangkut aspek data demografi dan sosialbudaya, data lingkungan keluarga, data perkembangan keluarga, data struktur dan fungsi keluarga, data koping keluarga dan data tentang pengkajian fisik tiap anggota keluarga. Setelah diketahui data dasar keluarga maka akan dapat dijumpai respon keluarga terhadap masalah kesehatan yang ada, sehinggga selanjutnya dapat dilakukan data fokus keperawatan yakni mengidentifikasi data spesifik yang ditentukan oleh perawat, klien dan keluarga berdasarkan keadan klien. 
 Dalam pengumpulan data dikenal dua tipe data pengkajian yaitu data subyektif dan data obyektif. Data subyektif adalah data yang didapatkan dari keluarga/klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian, data ini termasuk data sekunder dari fasilitas kesehatan lainnya. Sedangkan data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur (Iyer et al., 1996), misalnya data mengenai kondisi lingkungan rumah dan data hasil pemeriksaan fisik anggota keluarga. Pengumpulan data ini harus memiliki karakteristik: lengkap, akurat, nyata, dan relevan.

Beberapa konsep yang terkait dengan pengkajian keluarga:
1. Bentuk keluarga
 Bentuk keluarga banyak macamnya. Goldenberg (1980) membedakan bentuk keluarga atas sembilan macam yaitu :
1. Keluarga inti (nuclear family), adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anakanak kandungnya.
2. Keluarga besar (extended family), adalah keluarga yang disamping terdiri dari suami, istri dan anak-anak kandung, juga terdiri dari sanak saudara lainnya, baik menurut garis keturunan vertical maupun horizontal.
3. Keluarga campuran (blended family), adalah keluarga yang terdiri dari suami istri,anak kandung serta anak tiri
4. Keluarga menurut hukum umum (common law family), adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang tidak terikat dalam perkawinan syah serta anak-anak mereka tinggal bersama.
5. Keluarga orang tua tunggal (single parent family), adalah keluarga yang terdiri dari pria atau wanita , mungkin karena telah bercerai, berpisah, ditinggal mati, atau mungkin tak pernah menikah, serta anak-anak mereka tinggl bersama.
6. Keluarga hidup bersama (commune family), adalah keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama berbagi hak dan tanggung jawab serta memiliki kekayaan bersama.
7. Keluarga serial (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi kemidian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangan masing-masing, tetapi semuanya menganggapsebagai satui keluarga.
8. Keluarga gabungan (composit family), keluarga yang terdiri dari suami dengan beberapa istri dan anak-naknya atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya yang hidup bersama 
9. Keluarga tinggal bersama (cohabitation family), adalh keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hiduip bersama tanpa ada ikatan perkawinan yang syah.

Sedangkan Sussman (1974) dalam Fiedman (1998) membedakan atas dua bentuk yakni keluarga tradisional dan keluarga non tradisional. Keluarga tradisional adalah keluarga yang pembentukannya sesuai dengan atau tidak melanggar norma-norma kehidupan masyarakatyang secara tradisional dihormati bersama. Norma-norma tersebut yang terpenting adalah keabsahan ikatan perkawinan antara suami dan istri. Sedangkan keluarga nontradisional sebaliknya. 
 
2. Struktur keluarga
Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas :
1. Pola dan proses komunikasi.
2. Struktur peran.
3. Struktur kekuatan.
4. Nilai-nilai keluarga.

Pola dan Proses Komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi : (1) bersifat terbuka dan jujur, (2) selalu menyelesaikan konflik keluarga, (3) berpikiran positif, dan (4) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.

Karakteristik Komunikasi yang berfungsi 
Karakteristik pengirim
1. Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat
2. Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas
3. Selalu meminta dan menerima umpan balik.

Karakteristik Penerima
1. Siap mendengarkan
2. Memberikan umpan balik
3. Melakukan validasi

Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.

Struktur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.

Tipe struktur kekuatan : (1) Legitimate Power/Authority; (2) Refrent Power; (3) Reward; (4) Power; (5) Coercive; (6) Affectif power.

Nilai-nilai Keluarga 
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

3. Fungsi Keluarga
 Dalam memenuhi kebutuhan kehidupannnya keluarga memiliki fungsi-fungsi dasar keluarga. Fungsi-fungsi tersebut di Indonesia dikenal dengan delapan fungsi keluarga ( PP No. 2001 th.1994) yaitu fungsi keagamaan; fungsi budaya; fungsi cinta kasihfungsi melindungi; fungsi reproduksi; fungsi sosialisasi dan pendidikan; fungsi ekonomi; dan fungsi pembinaan lingkungan. Sedangkan dalam keperawatan keluarga dikenal dengan lima fungsi keluarga ( Friedman, 1998), yaitu :
1. Fungsi Afektif ( affective function), adalah fungsi keluarga dalam pembentukan dan pemeliharaan kepribadian anak-anak, pemantapan kepribadian orang dewasa serta pemenuhan kebutuhan psikologis para anggota keluarganya.
2. Fungsi Sosialisasi dan penempatan sosial (socialization and social placement function), adalah fungsi keluraga dalam mempersiapkan anak-anak sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif dan atau memberikan status yang dimiliki keluarga kepada semua anggota keluarga
3. Fungsi reproduksi ( reproduction function), adalah fungsi menjaga kelangsungan garis keturunan dan atau menambah anggota keluarga yang kelak akan menjadi anggota masyarakat.
4. Fungsi ekonomis ( economic function), fungsi keluarga dalam menyediakan sumber ekonomi keluargasecara cukup serta mengatur pemakaiannya secara efektif.
5. Fungsi perawatan kesehatan (health care function), unstuk memenuhi kebutuhan fisik (provision of physical necessity)

FungsiAfektif
Fungsi afektif berhubunganerat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basic kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi yang afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif.

Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain maka kemapuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim di dalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain di luar keluarga atau masyarakat.
b. Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi. Ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.

Fungsi afektif merupakan sumber “energi” yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi afektif yang tidak terpenuhi.

Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial (Friedman, 1986).
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar sosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar tentang norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga.

Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol.

Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan akan makanan, pakaian dan tempat berlindung (rumah).

Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi unrtuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status kesehatan. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti snggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 1998) :
a. Mengenal masalah kesehatan
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat.
Dengan melihat fungsi-fungsi diatas apabila sebuah keluarga dapat mewujudkannnya maka akan terwujud keluarga yang sejahtera

4. Siklus kehidupan keluarga 
 Untuk dapat memahami dengan lengkap tentang perkembangan keluarga perlu diketahui bagaimana siklus kehidupan keluarga. Hal in sangat penting bagi perawat keluarga dalam rangka mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang ditemukan dalam setisp tahap perkembangannnya. Duvall (1977) mengemukakan ada 8 tahapan pokok dari siklus kehidupan keluarga berikut dengan tugas tugas perkembangannya, yaitu :
1. Tahap awal perkawinan ( newly married)
Pada tahap in suatu pasangan baru saja kawin dan belum mempunyai anak, biasanya berlangsung rata-rata selama 2 than.
Tugas perkembangannya adalah penyesuaian diri dengan kehidupan keluarga yang baru dibentuk baik dalam bidang kepribadian, emisional dan atau pun komunikasi antar suami dan istri ataupun dengan anggota keluarga dari pasangan masing-masing. Tugas bantuan pelayanan kesehatan dapat dilakukan oleh perawat komunitas antara lain konseling kesehatan, keluarga berencana, pelayanan ante natal dan konseling persalinan.
2. Tahap keluarga dengan bayi (birth of the first child)
Pada tahap in keluarga tersebut telah mempunyai bayi, dapat satu atau dua orang. Di Amerika Serikat yang dimaksud bayi adalah sampan dengan umur 30 bulan dan biasanya tahap in berlangsung rata-rata selama 2,5 than. 
Tugas perkembangannya mencakup antara lain menjadi orang tua yang baik, menyesuaikan penghasilan deengan pengeluaran tambahan, merawat bayi dan menyesuaikan kegiatan dengan jadwal pengasuhan bayi. Sedangkan tugas bantuan pelayanan kesehatan antara lain pertolongan persalinan, pelayanan pos natal care, perawatan bayi termasuk imunisasi dan konseling KB.
3. Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah (family with preschool children)
Pada tahap in anak pra sekolah berumur 30 bulan sampan 6 than dan berlangsung rata-rata 3,5 than.
Tugas perkembangannya adalah menjadi orang tua yang baik, menyesuaikan penghasilan dengan pengeluaran tambahan, membesarkan balita dan pengaturan serta pengembangan sosialisasi balita. Tugas bantuan pelayanan kesehatan dapat berupa pelayanan kesehatan balita, penanganan kecelakaan, konseling pendidikan pra sekolah dan konseling pelayanan KB.
4. Keluarga dengan anak usia sekolah (family with children school), anak pertama usia 6-13 than.
Tugas perkembangannya antara lain menjadi orang tua yang baik, menyesiaikan penghasilan dengan pengeluaran tambahan, membesarkan anak usia sekolah dan pengaturan serta pengembangan fisik, social, emosional serta kecerdasan anak usia sekolah. Tugas bantuan pelayanan kesehatan dapat berupa pelayanan kesehatan anak usia sekolah (UKS), penangan kecelakaan, konseling masalah perilaku dan nasehat KB.
5. Tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with teenagers) anak berumur antara 13-20 than.
Tugas perkembangannya menjadi orang tua yang baik, menyesiaikan penghasilan dengan pengeluaran tambahan, membesarkan anak usia remaja, memelihara keharmonisan keluarga untuk pengembangan mental, emosional dan kecerdasan anak usia remaja, serta mempersiapkan diri untuk berbeda pendapat dengan anak. Tugas bantuan kesehatan mencakup pelayanan kesehatan usia remaja, penangan kecelakaan, konseling kenakalan remaja.
6. Tahapan keluarga dengan anak meninggalkan keluarga (family as launching center). Pada tahap in satu persatu anak meninggalkan keluarga yang dimulai anak tertua dan diakhiri anak terkecil. Biasanya tahap in berlangsung rata-rata 8 than.
Tugas perkembangan keluarga mencakup antara lain mempersiapkan diri utnuk ditinggalkan anak-anak, mempersiapkan diri untuk berkomunikasi dengan anak-anak sebgai orang dewasa, meningkatkan hubungan suami istri dan mempersiapkan diri untuk menjadi mertua, kakek dan nenek yang baik. Tugas bantuan kesehatan dapat berupa nasehat hubungan antara anggota kelruarga dan nasehat untuk hidup mandiri.
7. Tahap orang tua usia menengah (parent alone in middle years). Tahap in semua anak telah meninggalkan keluarga yang tinggal hanyalah suami isttri dengan usia menengah, tahap in biasanya berlangsung rata-rata 15 than. 
Tugas perkembangan keluarga yang harus dilaksanakan oleh keluarga mencakup antara lain mempersiapkan diri untuk memasuki usia pensiun, mempersiapkan diri untuk menjadi mertua, kakek atau nenek yang baik dan mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai penyakit dan atau kelainan degeneratif. Tugas bantuan pelayanan kesehatan antara lain konseling persiapan masa pensiun, konseling hidup madiri tanpa anak, konseling menghadapi berbagai penyakit degeneratif serta keadaan menopause.
8. Tahap keluarga usia jompo (aging family member). Tahap in suami istri telah berusia lanjut sampan meninggal dunia. Tahap in biasanya berlangsung selama 10-15 than. Tugas perkembangan keluarga mencakup antara lain mengisi masa pensiun dengan pelbagai kegiatan yang bermanfaat, mengatur pengeluaran sesuai dengan uang pensiun, mempersiapkan diri untuk kehilangan pasangan, serta mempersiapkan diri untuk menghadapai berbagai penyakit atau kelainan degeneratif. Tugas bantuan pelayanan kesehatan adalah nasehat mengisi masa pensiun dedngan pelbagai kegiatan yang bermanfaat, nasehat kebugaran jasmani, nasehat apabila kehilangan pasangan, nasehat apabila mengghadapi pelbagai penyakit degeneratif serta bantuan psikologis.

LANGKAH-LANGKAH PENGKAJIAN 
Persiapan pengkajian keluarga:
1. Menetapkan keluarga sasaran yang akan dikunjungi serta menentukan kasus-kasus yang perlu ditindaklanjuti di rumah, baik melalui seleksi kasus di Puskesmas, maupun selesi kasus di lapangan/masyarakat.
2. Menetapkan jadual kunjungan:
a. Membuat jadual kunjungan dan nama-nama keluarga yang akan di kunjungi
b. Membuat kesepakan dengan keluarga tentang waktu kunjungan dan kehadiran anggota keluarga pengambil keputusan
3. Menyiapkan perlengkapan pengkajian lapangan yang dibutuhkan :
a. Mempelajari riwayat penyakit klien dari status /rekam kesehatan keluarga dan catatan lain yang ada kaitannya dengan klien tersebut
b. Membuat catatan singkat tentamng permasalahan keluarga dan klien sebagai dasar kajian lebih lanjut.
c. Formulir atau catatan pengkajian keluarga 
d. PHN Kit lengkap yang berisi alat pengkajian fisik anggota keluarga

Dalam pelaksanaan pengkajian di rumah keluarga :
1. Menciptakan suasana/hubungan yang baik dengan semua anggota keluarga (menciptakan rapport)
2. Menggunakan bahasa yang sederhana dan dapat dimengerti keluarga
3. Memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
4. Menginformasikan tujuan kunjungan rumah dan membuat kontrak waktu kunjungan rumah 

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
I. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga(KK)
2. Alamat dan telepon
3. Pekerjaan kepala keluaga 
4. Pendidikan kepala keluarga 
5. Komposisi keluarga dan genogram 
6. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7. Suku bangsa .
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan. 
8. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
  9. Status sosial ekonomi keluarga 
  Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status ekonomi sosial keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan- kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga. 
10. Aktivitas rekreasi keluarga.
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktifitas rekreasi.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 
11. Tahap perkembangan keluarga saat ini 
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. Contoh: Keluarga bapak A mempunyai 2 orang anak , anak pertama berumur 7 tahun dan anak kedua berumur 4 tahun , maka keluarga bapak A berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah.
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi 
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
13. Riwayat keluarga inti.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan , riwayat kesehatan masing masing anggota keluarga , perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi) , sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga seta pengalaman pengalaman terhadap pelayanan kesehatan

14. Riwayat keluarga sebelumnya.
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

III. Pengkajian lingkungan
15. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah , tipe rumah, jumlah ruangan , jumlah jendela ,jarak septic tank dengan sumber air , sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat , yang meliputi kebiasaan , lingkungan fisik , aturan/kesepakatan pendduduk setempat , budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
17. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga interaksinya dengan masyarakat.
19. Sistem pendukung keluarga 
Yang termasuk pada sistem pendukung keuarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat , fasilitas fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik , fasilitas psikologi atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

IV. Dimensi Struktur Keluarga
20. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga 
21. Struktur kekuatan keluarga 
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
22. Struktur peran 
Menjelaskan peran dari masin masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
23. Nilai atau norma keluarga 
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.

V. Fungsi keluarga 
24. Fungsi efektif 
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya , bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
25. Fungsi sosialisasi 
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauhana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
26. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan , pakaian , perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di daam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat

Hal-hal yang perlu dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga mengetahiu fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah:
1. Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah.
2. Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga.
3. apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami.
4. apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit.
5. Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
6. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada 
7. Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
8. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.  
c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah:

27. Fungsi reproduksi 
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a. berapa jumlah anak
b. bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga 
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.
28. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a. Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.
b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan ststus kesehatan keluarga .

VI. Stres dan koping keluarga
29. Stresor jangka pendek dan panjang
a. Stresor jangka pendek yaitu stesor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan.
b. Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stresor
31. Strategi koping yang digunakan 
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
32. Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan

VII. Pemeriksaan Fisik 
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik

VIII. Haparan Keluarga 
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada

Tidak ada komentar: