Rabu, 19 November 2008

latihan exercise keluarga

KONSEP YANG MENDASARI EXERCISE/LATIHAN FISIK PADA LANJUT USIA

 Lanjut Usia (lansia) merupakan satu fase kehidupan yang telah dimulai dalam kandungan rahim ibu. Proses menua (aging) yang tidak lain adalah perubahan yang terus menerus bersamaan dengan berlalunya waktu. Proses menua adalah proses kompleks yang melibatkan berbagai variabel seperti genetik, faktor pola hidup, dan penyakit kronik, yang berinteraksi satu sama lain dan menentukan tingkat kemunduran fungsi tubuh. Menurut para ahli kemunduran tersebut setelah usia 30 tahun dapat mencapai 0,75% sampai 1% per tahun. Sebaliknya partisipasi dalam olahraga atau aktifitas fisik secara teratur merupakan upaya yang telah dibuktikan oleh banyak peneliti, bermanfaat bagi kesehatan dan dapat memperlambat jalannya proses menua sampai menjadi sekitar rata-rata 0,30% per tahun.
 Latihan olahraga yang efektif dan aman adalah yang dilakukan secara terukur, teratur, dan berkesinambungan. Dalam hal ini terukur sesuai dengankondisi dan terutama usia kita, teratur sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah olahraga, dan berkesinambungan dalam arti olahraga tersebut harus menjadi pola hidup yang terus dilakukan sebagai kebiasaan.

Tujuan dan Manfaat Olahraga bagi Lansia
 Tujuan dan manfaat utama olahraga bagi lansia bukan prestasi melainkan peningkatan kualitas hidup yang meliputi perbaikan dalam derajat kesehatan, kapasitas fungsional (kebugaran jasmani) dan kemandirian. Peningkatan dan pemeliharaan kapasitas fungsional tidak lain adalah upaya promotif, yaitu tercapai dan terpeliharanya tingkat keugaran/kesegaran jasmani yang optimal. Kemandirian disini dimaksudkan adalah terutama kemandirian dalam melakukan aktifitas sehari-hari yang berupa gerak fisik dinamis, yang menurun karena melemahnya fleksibilitas dan kekuatan otot akibat proses menua. Hal itu mengakibatkan juga terganggunya stabilitas postur tubuh sehingga lansia kehilangan keseimbangan wktu berdiri atau terjatuh pada saat melakukan aktivitas dinamis. Dalam hal ini olahraga, latihan atau aktivitas fisik yang merangsang sistem koordinasi dan keseimbangan tubuh sangat bermanfaat.

Olahraga dan Latihan Fisik
 Pada lansia dan penderita penyakit kronik, karena memiliki risiko berolahraga yang tinggi, penting membedakan olahraga (permainan) atau sport dan latihan fisik (physical training). Dalam melaksanakan latihan olahraga, prinsip-prinsip dasar latihan pada umumnya sama, baik untuk olahraga kesehatan atau prestasi, maupun bagi lansia atau usia muda, serta juga penderita penyakit degeneratif kronik atau orang sehat yaitu :
- latihan harus spesifik pada organ/sistem tubuh yang akan dikembangkan atau dilatih.
- Beban latihan ahrus cukup merangsang (overload)
- Bersifat progresif (bertahan meningkat)
- Pengulangan (frekuensi) latihan memadai
- Adanya pemenasan (warming-up) dan pendinginan (cooling-down) pada tiap sesi latihan.

Penerapan prinsip-prinsip dasar tersebut pada lansia tentu saja harus lebih hati-hati secara kualitas maupun kuantitas. ARtinya pemberian beban latihan dimulai dengna intensitas yang lebih ringan, waktu (durasi) latihan lebih pendek, dan peningkatan beban lebih lambat.

Latihan Olahraga yang Dianjurkan
 Dari tujuan dan manfaat olahraga bagi lansia, dewasa ini para ahli merekomendasikan sekurang-klurangnya 4 (empat) jenis bentuk latihan yang perlu dilakukan para lansia. Aktivitas fisik tersebut diantaranya berupa : latihan/olahraga erobik (endurance), latihan kekuatan (strength training), latihan fleksibilitas (kelentukan), dan latihan koordinasi dan keseimbangan.
 Latihan aerobik merupakan latihan terpenting bagi lansia karena melalui latihan ini tercapai training effect yang berpengaruh positif terhadap praktis semua sel organ tubuh kota. Positif dalam arti baik aliran darah maupun metabolismenya menjadi lebih baik. Agar latihan ini efektif dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, kebugaran, dan kemampuan kerja fisik, perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Gerakan hendaknya bersifat dinamis dan melibatkan kelompok otot cukup besar minimal kedua tungkai
2. Intensitas latihan mencapai training zone dengan batas minimal dan optimalnyua ditentukan dari kapasitas aerobik maksimal atau bilangan nadi yang nilainya tergantung dari umur.
3. Lama latihan berlangsung antara 15-60 menit
4. Frekuensi latihan per minggu minimal 3 kali dan optimal 5 kali.

Lama dan frekuensi latihan sangat tergantung dari intensitas. Jika intensitas latihan rendah perlu diimbangi dengan waktu (durasi) latiahan dan atau frekuensi latihan yang lebih lama atau sering.
 Latihan kekuatan dibedakan dalam latihan statis dan dimanis. Latihan statis relatif berbahaya bagi lansia terutama sehubungan dengan kemungkinan terjadinya reaksi peningkatan tekanan darah yang cukup tajam. Karena kekuatan sangat tergantung dari kualitas otot dan susunan saraf pusat, maka latihan ini disamping menguatkan otot-otot yang penting untuk aktivitas fisik juga berefek positif terhadap kerja insulin, densitas tulang, metabolisme energi dan fungsi persendian tertentu.
 Latihan fleksibilitas meliputi latihan fleksibilitas meliputi gerakan yang melibatkan satu sendi atau lebih. Di samping meregangkan otot/kelompok otot tertentu sehingga dapat menambah jangkauan gerak sendi, aktivitas seperti jalan, senam aerobik, secara tidak langsung meningkatkan juga fleksibilitas tubuh. Latihan ini sangat bermanfaat bagi lansia yang mempunyai keluhan (kelainan) persendian (rematik). Disamping itu latihan peregangan statis yang banyak dianjurkan, bermanfaat untuk menjadikan otot-otot terlatih yang kuat dan keras, lebih supel (elastis) sehingga tidak mudah robek atau cedera.
 Latihan koordinasi dan keseimbangan adalah melatih kerjasama antara susunan saraf pusat dengan otot dalam bentuk gerakan tertentu. Dalam prakteknya aktivitas ini dikenal sebagai latihan keterampilan, yang dapat melibatkan otot-otot besar ataupun kecil. Bentuk latihan ini sedikit sekali melibatkan organ jantung dan paru-paru, akan tetapi aktivitas aerobik seperti jalan, dan latihan beban, berpengaruh positif pula terhadap koordinasi dan keseimbangan.
 Tentang olahraga permainan (sport) yang cocok bagi lansia, disamping perlu memperhatikan bentuk dan intensitas gerakannya sangat tergantung juga dari kebiasaan yang telah dilakukan. Artinya jika olahraga tersebut sudah ditekuninya sejak usia muda, maka meneruskan kegiatan tersebut secara teratur dan terukur menurut kemampuannya akan merupakan pemeliharaan kondisi fisik yang cukup baik. Dalam hal ini perlu diperhatikan jenis gerakan pada masing-masing olahraga. Pada tenis misalnya lari sprint memburu bola, menggunakan kekuatan penuh pada waktu smash, serta tiba-tiba berhenti dan bergerak beralih arah merupakan gerakan yang cukup stress untuk jantung, otot, dan sendi lansia.

Seleksi, Kontrol, dan Evaluasi Kondisi Badan
 Untuk dapat melaksanakan olahraga/latihan secara teratur, efektif, dan aman sangat penting artinya pemeriksaan kesehatan awal (seleksi), pengontrolan atau check-up secara periodik. Hal ini disamping penting sebagai pemeliharaan kesehatan dan pencegahan timbulnya penyakit, berlaku juga sebagai evaluasi bahwa aktivitas yang dilaksanakan telah tepat dan benar. Dalam hal ini langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan medis yang meliputi :
a. Tanya jawab yang mendalam tetntang riwayat penyakit.
b. Fisik diagnostik untuk mengidentifikasi tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskuler, pernapasan, persendian dan tulang.
c. EKG istirahat 12 hantaran
d. Tekanan darah sistolik dan diastolik istirahat
e. Gula darah puasa, kolestrol dan trigliserida
f. Melakukan tes pembebanan jantung atau stress test dengan monitor EKG.
2. Menentukan kualitas dan kuantitas latihan sesuai dengan kondisi dan situasi lansia masing-masing.
3. Latihan rutin secara teratur dan terukur yang idealnya selalu di bawah pengawasan medis dan bimbingan pelatih. Hal itu semua akan dapat dilaksanakan secara lebih baik dan efisien jika para lansia terorganisir dalam bentuk klub-klub atau perhimpunan, sehingga dapat melakukan latihan bersama-sama secara teratur di bawah bimbingan dan pengawasan para pelatih dan tenaga medis yang kompeten

Akhirnya perlu ditegaskan lagi bahwa olahraga/latihan fisik hanyalah salah satu upaya untuk mengontrol proses menua serta pemeliharaan kesehatan pada umumnya, sehingga upaya-upaya lainnya seperti gizi seimbang, kesadaran akan lingkungan (polusi), dan pengelolaan stres harus pula dilaksanakan bersama-sama secara holistik.

 





KEPUSTAKAAN

American College of Sports Medicine. 1998. Position Stand : Exercise and Physical Activity for Older Adults. Med Sci Sports Exerc. Vol.30 No. 6 pp. 992-1008
Karhiwikarta, W. 1987. Faktor Biologis dalam Proses Ketuaan. Simposium Sehari Olahraga dan Proses Ketuaam dalam rangka hari Olahraga Nasional. Jakarta 15 September 1987.



PANDUAN UNTUK PENGAJAR


1. Standar Kompetensi

KODE UNIT :
JUDUL UNIT : Exercise/Latihan-Latihan Fisik pada Lansia
URAIAN UNIT : Unit ini mencakup kemampuan dalam melaksanakan exercise/latihan-latihan fisik pada lansia. Keterampilan ini digunakan untuk dapat melakukan latihan fisik dengan tepat. 
ELEMEN Kriteria Unjuk Kerja (KUK)
1. Pengkajian
  1.1 Mengkaji kondisi fisik dan mental lansia untuk menentukan jenis latihan yang sesuai.
1.2 Menentukan training zone bagi lansia yang akan mengikuti latihan
1.3 Menentukan jenis latihan yang cocok sesuai kondisi lansia.
1.4 Menentukan peralatan yang diperlukan dan tempat latihan
2. Pelaksanaan 2.1 Melaksanakan latihan aerobik secara tepat
2.2 Melaksanakan latihan kekuatan secara tepat
2.3 Melaksanakan latihan fleksibilitas secara tepat
2.4 Melaksanakan latihan koordinasi dan keseimbangan secara tepat
3. Evaluasi 3.1 Memeriksa denyut nadi lansia setelah latihan
3.2 Memeriksa kesesuaian training zone lansia setelah latihan
3.3 Memeriksa tekanan darah lansia
3.4 Menanyakan respon lansia setelah latihan
4. Dokumentasi 1.1 Mencatat hasil pengkajian .
1.2 Mencatat hasil latihan yang dilakukan 
PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
 Bahasa yang digunakan dalam proses disesuaikan dengan latar belakang budaya dan pendidikan klien.
 Pelaksanaan latihan fisik disesuaikan dengan waktu dan kondisi klien.
ACUAN PENILAIAN
Tindakan ini membutuhkan keterampilan berkomunikasi, membina saling percaya dan pendekatan kepada klien, kemampuan memotivasi lansia agar mau mengikuti exercise/latihan fisik yang dapat diuji dengan uji tulis, dan ujian praktik.

Keterampilan :
 Kemampuan observasi perilaku dan lingkungan klien dalam melaksanakan latihan.
 Kemampuan dalam mengantisipasi berbagai respon dari klien.
 Kemampuan melakukan exercise/latihan fisik secara tepat 

 Kemampuan :
 Mengumpulkan data melalui observasi dan pengukuran dalam mengkaji serta menggali berbagai potensi atau sumber daya yang dimiliki klien.
 Membimbing dan memotivasi lansia untuk melakukan latihan fisik



























2. Standar Evaluasi

MATRIKS PENILAIAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA  

(ELEMEN) SUBKOM PETENSI DOMAIN METODE PENILAIAN KET
KRITERIA UNJUK KERJA S K A O D Q LIS LAP 
1.1. X X X X  
1.2. X X X  
1.3 X X X  
1.4 X X X  
2.1. X X X  
2.2. X X X  
2.3. X X X  
2.4 X X X  
3.1. X X X  
3.2. X X X  
3.3. X X  
3.4. X X X X  
4.1. X X X 
4.2. X X X 
 
 Keterangan :
 S = skill K = kognitif A = afektif
O = observasi D = demonstrasi Q = quis Lis = lisan Lap = laporan 













FORMAT PENILAIAN
(OBSERVASI PENGKAJIAN GERONTIK)


Judul Kompetensi : Exercise/Latihan-latihan Fisik pada Lansia
Nama Kandidat :

NO. PROSEDUR SKALA KET
  0 1 2 
1. Membina trust dengan lansia  
2. Menyampaikan tujuan latihan fisik dengan keluarga  
3. Membuat kontrak  
4 Melakukan pengkajian dan identifikasi kondisi status fisik dan mental lansia yang sebelum latihan fisik  
5. Melakukan kegiatan latihan fisik sesuai kondisi lansia  
6. Memotivasi lansia agar melakukan latihan dengan benar.  
7. Mengevalusi pencapaian training zone pada saat latihan  
8. Mengevaluasi denyut nadi, tekanan darah, respirasi dan respon lansia setelah melakukan latihan.  

Ket : 0 : tidak dilakukan 
1 : Dilakukan tidak sempurna
  2 : Dilakukan sempurna

  Nilai batas lulus  80%
Bandung, ………………
Peserta Ujian Evaluator




  ( ) ( )



Catatan Penilaian Keperawatan Observasi
( BERMAIN PERAN )

Judul Kompetensi : Exercise/Latihan Fisik pada Lansia
Nama Kandidat :

Aspek yang dinilai
 Skala Penilaian Ket
 0 1 2 
1. Salam terapeutik
2. Menyampaikan tujuan interaksi dengan keluarga
3. Membuat kontrak
4. Melakukan pengkajian dan identifikasi kondisi status fisik dan mental lansia yang sebelum latihan fisik
5. Melakukan kegiatan latihan fisik sesuai kondisi lansia
6. Memotivasi lansia agar melakukan latihan dengan benar.
7. Mengevalusi pencapaian training zone pada saat latihan
8. Mengevaluasi denyut nadi, tekanan darah, respirasi dan respon lansia setelah melakukan latihan.
   

Ket : 0 : tidak dilakukan 
1 : Dilakukan tidak sempurna
  2 : Dilakukan sempurna

  Nilai batas lulus  80%

Bandung, ………………

  Peserta Ujian Evaluator




( ) ( )

Catatan Penilaian Keperawatan
Studi Dokumentasi


Judul Kompetensi : Exercise/Latihan Fisik pada Lansia 
Nama Kandidat :

ASPEK YANG DINILAI
 SKALA KET
 0 1 2 
1. Mencatat hasil pengkajian sebelum latihan fisik
2. Mencatat exercise/latihan fisik yang telah dilakukan
3. Mencatat denyut nadi, tekanan darah, respirasi rate dan respon klien setelah latihan fisik
4. Menandatangani catatan yang telah dibuat. 
5. Melaporkan hasil pengkajian keperawatan gerontik kepada pihak terkait
6. Tulisan :
 Jelas
 Mudah dibaca
 Ditandatangani
 Terdapat nama jelas
 Tidak ada bekas menghapus  


Ket : 0 : tidak dilakukan 
1 : Dilakukan tidak sempurna
  2 : Dilakukan sempurna

  Nilai batas lulus  80%

Bandung, ………………
  Peserta Ujian Evaluator



( ) ( )





Catatan Penilaian Keperawatan
Bank Question


Judul Kompetensi : Exercise/Latihan Fisik pada Lansia
Nama Kandidat :
Pertanyaan
 Jawaban yang diharapkan Ket
1. Apa tujuan exercise/latihan fisik pada lansia ?




2. Apa yang harus dikaji ketika akan melakukan exercise/latihan fisik pada lansia ?



3. Jelaskan jenis exercise/latihan fisik pada lansia


















 Tujuan dan manfaat utama olahraga bagi lansia bukan prestasi melainkan peningkatan kualitas hidup yang meliputi perbaikan dalam derajat kesehatan, kapasitas fungsional (kebugaran jasmani) dan kemandirian.

- Mengkaji kondisi fisik dan mental lansia untuk menentukan jenis latihan yang sesuai.
- Menentukan training zone bagi lansia yang akan mengikuti latihan
 -Menentukan jenis latihan yang cocok sesuai kondisi lansia

  Latihan kekuatan dibedakan dalam latihan statis dan dimanis. Latihan statis relatif berbahaya bagi lansia terutama sehubungan dengan kemungkinan terjadinya reaksi peningkatan tekanan darah yang cukup tajam. Karena kekuatan sangat tergantung dari kualitas otot dan susunan saraf pusat, maka latihan ini disamping menguatkan otot-otot yang penting untuk aktivitas fisik juga berefek positif terhadap kerja insulin, densitas tulang, metabolisme energi dan fungsi persendian tertentu.
 Latihan fleksibilitas meliputi latihan fleksibilitas meliputi gerakan yang melibatkan satu sendi atau lebih. Di samping meregangkan otot/kelompok otot tertentu sehingga dapat menambah jangkauan gerak sendi, aktivitas seperti jalan, senam aerobik, secara tidak langsung meningkatkan juga fleksibilitas tubuh. Latihan ini sangat bermanfaat bagi lansia yang mempunyai keluhan (kelainan) persendian (rematik). Disamping itu latihan peregangan statis yang banyak dianjurkan, bermanfaat untuk menjadikan otot-otot terlatih yang kuat dan keras, lebih supel (elastis) sehingga tidak mudah robek atau cedera.
 Latihan koordinasi dan keseimbangan adalah melatih kerjasama antara susunan saraf pusat dengan otot dalam bentuk gerakan tertentu. Dalam prakteknya aktivitas ini dikenal sebagai latihan keterampilan, yang dapat melibatkan otot-otot besar ataupun kecil. Bentuk latihan ini sedikit sekali melibatkan organ jantung dan paru-paru, akan tetapi aktivitas aerobik seperti jalan, dan latihan beban, berpengaruh positif pula terhadap koordinasi dan keseimbangan.
  Latihan aerobik merupakan latihan terpenting bagi lansia karena melalui latihan ini tercapai training effect yang berpengaruh positif terhadap praktis semua sel organ tubuh kota. Positif dalam arti baik aliran darah maupun metabolismenya menjadi lebih baik. 

Tidak ada komentar: